Selasa, 24 Mei 2016

IT FOR BANKING EDC DAN KARTU KREDIT



ELECTRONIC DATA CAPTURE (EDC) DAN KARTU KREDIT


Makalah disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah
IT for Banking
Dosen Pengampu: Ahmad Muchlisin, ST

Description: Description: D:\KULIAH\STAIN Logo.jpg













Disusun Oleh:

Nama/NPM    : Shinta Purwati/141273010
Kelas              : A                       


PROGRAM STUDI STRATA SATU PERBANKAN SYARIAH (S1 PERBANKAN SYARIAH)
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
 (STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah IT for Banking yang berjudul “Electronic Data Capture (EDC) dan Kartu Kredit”.
     Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke masa yang terang benderang yakni agama Islam.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, kelemahan, dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna perbaikan di masa mendatang.

Metro, Januari 2016


               Penyusun








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................  ii
Daftar ISI .............................................................................................  iii
BAB  I  Pendahuluan
A.   Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B.   Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C.   Tujuan ........................................................................................ 1
BAB  II   PEMBAHASAN
A.   Electronic Data Capture (EDC)................................................. 2
1. Pengertian dan Keuntungan Penggunaan EDC...................... 2
2. Jenis Mesin EDC..................................................................... 3
3. Fitur pada Mesin EDC............................................................ 3
4. Mekanisme Kerja EDC............................................................ 4
5. MDR (Merchant Discount Rate)............................................. 6
6. Analisis Terhadap Mesin EDC................................................ 7
B. Kartu Kredit................................................................................. 11
1. Pengertian Kartu Kredit.......................................................... 11
2. Penggunaan Kartu Kredit........................................................ 11
3. Mekanisme Kerja Kartu Kredit............................................... 12
4. Tingkatan Kartu Kredit........................................................... 13
5. Mekanisme Kerja Kartu Kredit Sebagai Sistem Pembayaran       
    Online...................................................................................... 16
6. Analisis Terhadap Kartu Kredit.............................................. 17
BAB  III  PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................22


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Saat ini banyak orang yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam setiap transaksi pembayaran yang mereka lakukan. Beberapa orang memilih menggunakan fasilitas pembayaran berupa kartu debit dan kartu kredit. Alasannya, tentu saja karena pertimbangan kepraktisan, dibandingkan jika harus membawa uang tunai. Untuk memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam bertransaksi, diciptakanlah Electronic Data Capture (EDC) yaitu mesin untuk melakukan pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit. Dengan mesin EDC transaksi juga akan sangat terjamin keamanannya. Bagi para pengusaha, adanya mesin EDC akan menambah kemudahan mereka. Pasalnya mereka banyak bertransaksi dalam jumlah besar. Apabila harus membawa uang dalam bentuk tunai,itu akan menyulitkan transaksi sekaligus sangat menyita waktu, belum lagi pengguna kartu kredit dan kartu debit sekarang ini jumlahnya terus bertambah.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian mesin EDC, apa jenisnya, dan bagaimana mekanisme kerja EDC?
2.      Apakah pengertian kartu kredit, apa jenisnya, dan bagaimana mekanisme kerja kartu kredit?
3.      Bagaimana analisis kebutuhan, penerapan, dan pengembangan terhadap mesin EDC dan kartu kredit?
C.      Tujuan
1.      Mengetahui pengertian mesin EDC, jenis-jenisnya, dan mekanisme kerja EDC.
2.      Mengetahui pengertian kartu kredit, jenis-jenisnya, dan mekanisme kerja kartu kredit.
3.      Mengetahui analisis kebutuhan, penerapan, dan pengembangan terhadap mesin EDC dan kartu kredit.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Electronic Data Capture (EDC) 
1.    Pengertian dan Keuntungan Penggunaan Electronic Data Capture (EDC)
Mesin Electronic Data Chapture (EDC) merupakan mesin pembayaran, pembelian dan transfer, secara umum penggunaan mesin EDC dengan atm sama hanya saja mesin EDC tidak dapat mengeluarkan uang layaknya mesin ATM. Mesin EDC adalah sebuah mesin yang sering kita jumpai dan biasanya tersedia di tempat loket pembayaran atau kasir yang disediakan oleh outlet-outlet, supermarket, mall, hotel dan lain sebagainya, untuk penggunaannya mesin ini memerlukan sebuah line telepon dan ada juga yang menggunakan kartu/sim card yang dikeluarkan oleh pihak provider seperti telkomsel,indosat dan juga xl. Mesin ini biasanya digunakan untuk melakukan suatu transaksi dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit dimana mesin ini di keluarkan oleh pihak bank untuk para merchant yang telah melakukan kerjasama, hampir seluruh toko atau outlet-outlet kecil sudah menyediakan mesin ini karena hampir seluruh masyarakat sekarang sudah memiliki kartu debit atau pun kartu kredit yang sudah menjadi gaya hidup di jaman sekarang ini.
Saat ini hampir seluruh merchant sudah menggunakan mesin ini karena saat ini banyak masyarakat yang sudah mempunyai ATM dan tentunya mengefisienkan dalam bertransaksi. Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan mesin EDC, seperti:
a.       Dengan menggunakan mesin EDC, tidak dikenakan biaya transaksi.
b.      Pembeli tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang banyak ataupun ke bank untuk mentransfer transaksi.
c.       Penghitungan uang lebih praktis karena setiap selesai transaksi dilakukan  settlement (perintah bayar) semua transaksi yang telah dilakukan.
d.      Pemilik dapat menghindari kesalahan hitung dan tidak perlu menyediakan uang kembalian.
Cara pembayarannya pun tergolong mudah, pada umumnya mesin ini mempunyai sewa dan biaya sewa tersebut secara otimatis akan dipotong dari rekening merchant. Untuk line telpon biasanya harga sewanya sekitar 100 ribu sedangkan untuk wireless sekitar 125 ribu rupiah.
2.      Jenis Mesin EDC
a.         Fixed Line/Line Telepon. Mesin  type ini komunikasi datanya menggunakan telepon line Telkom. Type ini adalah default dari jenis mesin EDC. Komunikasi data menggunakan fiber optik yang disediakan oleh Telkom. Biaya komunikasi per sekali transaksi biasanya adalah Rp. 250,-. Harga ini tergantung dari Telkom sendiri bisa berubah-ubah sesuai ketentuan Telkom.
b.         GPRS Power. Mesin yang menggunakan sinyal seperti handphone, tapi sumber powernya menggunakan listrik PLN jadi harus selalu tersambung pada stop kontak PLN. Type ini yang sekarang dipergunakan di outlet-outlet yang tidak mempunyai line telepon fixed line.
c.         GPRS Mobile. Mesin type ini bisa di pakai dimana saja selama ada sinyal handphone, sumber powernya menggunakan baterei yang rechargable, sehingga bisa dibawa-bawa (portable) biasanya dipergunakan hanya untuk pameran.

3.      Fitur pada mesin EDC kartu kredit dan kartu debit

Beberapa fitur yang ada pada mesin EDC saat bertransaksi dengan kartu kredit dan kartu debit (kartu ATM). Fitur-fitur ini sangat membantu kenyamanan saat bertransaksi menggunakan mesin EDC. Fitur tersebut adalah:
  1. Sale adalah fitur pembayaran penjualan. Pada saat kartu kredit di masukkan ataupun kartu debit di gesek. Akan ada tampilan masukan nilai pembayaran. Transaksi berhasil saat kertas print out keluar.
  2. Void adalah pembatalan transaksi pembayaran. Saat transaksi sale sudah di lakukan dan berhasil. Transaksi masih dapat di batalkan dengan memilih fitur void namun sebelum melakukan settlement.
  3. Settlement adalah fitur transfer dari bank ke merchant/toko. Jumlah total transaksi yang terjadi dalam satu hari. Apabila tidak di lakukan settlement bila ada transaksi, maka uang dari transaksi tersebut belum di transfer oleh bank ke rekening merchant/toko.
mesin edc kartu atm dan kartu kredit
4.      Mekanisme Kerja Mesin EDC
Sebelum lebih jauh mengetahui cara pemakaian mesin EDC terlebih dahulu mesin EDC dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kategori teknologi yang dipakai oleh kartu kredit ataupun debitnya, yaitu pemakaian magnetic strip atau chip meskipun saat ini ada mesin yang sudah menggabungkan keduanya.
Mesin EDC yang menggunakan magnetic strip menggunakan wireless ataupun sambungan telepon, setelah memastikan bahwa koneksi internetnya telah terpasang dan mesin sudah siap kemudian gesekan kartu kredit pada mesin EDC dan tunggu hingga data dan nomor kartu tertera dilayar. Selanjutnya masukan nominal transaksi kemudian tekan enter dan struk akan tercetak sebagai bukti bahwa transaksi telah berhasil, tetapi bila tidak berhasil maka akan muncul pesan dilayar Insufficient fund/ limit tidak mencukupi, decline/ ditolak, dll.
Sedangkan untuk teknologi EDC yang menggunakan chip tidak merlukan adanya wirless ataupun line telepon, mesin ini siap digunakan hanya dengan menyalakan mesin dan prosesnya pun sama dengan mesin EDC magnetic strip tetapi pada mesin EDC chip selama proses transaksi chip tidak boleh dicabut.
Mekanisme kerjanya: Dengan menggosokkan kartu ATM atau kartu kredit pada EDC, maka data yang tersimpan dalam magnetic strip akan terbaca dan diteruskan melalui jaringan telepon ke pusat komputer dari bank pemilik kartu tersebut. Dalam waktu singkat, komputer akan menjawab apakah pemilik kartu itu memiliki dana atau tidak. Pesan bahwa transaksi ditolak atau diterima segera langsung dapat diterima olah kasir.
Cara kerja mesin EDC ini mirip dengan mesin ATM mungil. Untuk menggunakannya, kita harus memasukkan PIN kartu kita, kecuali kalau pakai e-money atau uang elektronik. Kalau pakai e-money, cukup tempelkan kartu itu pada mesin EDC, otomatis saldo terpotong. Kalau pakai kartu di mesin EDC gesek, tahap penggunaannya yaitu:
  1. Menyerahkan kartu ke kasir
  2. Kasir akan memasukkan jumlah uang yang dibayarkan
  3. Kita memasukkan PIN pada mesin
  4. Jika transaksi berhasil, akan keluar struk bukti transaksi dari mesin itu
  5. Nasabah tanda tangan pada struk transaksi
  6. Uang di saldo rekening langsung terpotong (kartu debit)
  7. Tagihan bertambah (kartu kredit)
Saat ini selain teknologi kartu sudah menggunakan chip (khususnya untuk kartu kredit) sehingga kartu kita tidak digesek tapi dimasukkan dalam slot mesin EDC supaya lebih aman dari praktek pencurian data (skimming). Ada juga transaksi kartu debit dengan mesin EDC yang tidak memakai PIN. Ini biasanya terjadi pada kartu ATM non-BCA, sebab baru BCA yang punya jaringan mesin EDC debit.
5.      MDR (Merchant Discount Rate)
MDR atau Merchant Discount Rate merupakan potongan sejumlah uang yang dikenakan bank kepada merchant (pemilik outlet) terkait transaksi yang dilakukan pada mesin EDC perbankkan. Besarnya potongan sangat bervariasi tergantung dari jenis kartu yang digunakan dan EDC bank mana yang dipakai untuk transaksi. Potongan MDR ini berkisar antara 0% sampai maksimal 2,5%, tergantung kesepakatan dari pihak bank dan merchant. Namun kadang ada bank-bank tertentu sudah menetapkan MDR, dan tidak bisa di negosiasi.
Besaran MDR yang sekarang berlaku:
BCA Card                          : 1,5% ( reguler ) dan 0,9% ( campaign )
VISA & Mastercard           : maksimal 2,5%. ( biasanya bisa di nego s.d 1,5% )
Maestro (Debit)                  : biasanya mengikuti Mastercard, atau bila EDC    tidak ada fasilitas Mastercard biasanya 2%.
JCB                                                : 2% ( reguler )
BCA Debit dan Prima Debit : 0%
MDR biasanya dikenal oleh masyarakat umum adalah Charge (dibaca: cas ) bila bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debit. Oleh Merchant biasanya diberitahukan akan dikenakan Charge 3% untuk setiap transaksi kepada pemilik kartu. Seharusnya adalah 2,5%, karena menghitung 0,5% susah maka dibulatkan ke atas menjadi 3%.
Hal ini sebenarnya tidak dibenarkan, karena yang kena MDR adalah pemilik outlet (merchant) bukan pembeli. Ada beberapa outlet yang margin keuntungannya cukup banyak, biasanya ditanggung sendiri, misalnya restoran, cafe, dll. Namun pada praktiknya tidak demikian karena alasan laba penjualan bila dipotong MDR pemilik outlet keuntungannya semakin tipis, maka MDR dibebankan ke pembeli.
6.      Analisis Terhadap Mesin EDC
a.         Analisis Kebutuhan Penggunaan Mesin EDC
Mesin EDC sangat dibutuhkan sebagai penyediaan fasilitas kemudahan transaksi yang dilakukan oleh nasabah yang melakukan transaksi ataupun yang menjalankan usaha/bisnis sebagai media pembayaran. Misalnya, mesin EDC sangat dibutuhkan dalam beberapa kasus. Yang pertama, pada masalah proses pengelolaan uang cash. Di Indonesia sendiri pengelolaan uang cash (Cash Handling Management) masih memerlukan biaya yang cukup tinggi. Misalnya harus ada alokasi dana untuk kasir untuk menyetor uang cash ke Bank, ada biaya untuk pengelolaan ATM yang cukup tinggi karena banyaknya uang cash yang harus beredar di pasar. Biaya yang tinggi dibutuhkan bila ada kesalahan penghitungan manual di pasar, baik saat membeli barang atau uang kembalian.
Yang kedua, banyak kasus tindakan kriminal yang mengincar uang cash di lokasi usaha, yang merupakan salah satu resiko bagi pihak yang menjalankan usaha yang menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi pemilik usaha. Maka, dengan mesin EDC Perbankkan dapat meminimalisir peredaran uang cash di pasar, dengan manfaat tersebut diharapkan semakin banyak peredaran EDC Perbankkan di lokasi usaha.
Selain itu, kasus yang menyebabkan dibutuhkannya mesin EDC yaitu kasus penerimaan uang palsu yang kemungkinan dapat dilakukan customer/pelanggan pada saat pembayaran hasil belanja. Oleh karena itu mesin EDC digunakan sebagai media transaksi non tunai sangat tepat karena kita tidak perlu takut akan menerima uang palsu sebab customer/pelanggan membayar menggunakan kartu debit dan kredit yang dananya langsung masuk ke rekening kita.
b.        Analisis Penerapan Mesin EDC
Penerapan penggunaan mesin EDC Perbankkan di outlet usaha sudah semakin banyak di Indonesia terutama di kota-kota besar. Hal ini memberikan dampak yang sangat luar biasa baik pengusaha maupun konsumen. Mesin EDC diterapkan di beberapa tempat sebagi media untuk memudahkan transaksi, penerapan mesin EDC selain untuk membayar belanjaan juga dapat diterapkan untuk membayar tol yang bisa dipakai dengan menempelkan kartu, membayar tiket pesawat, membayar listrik melalui mesin EDC.
Kemudahan transaksi sangat terasa bila ada mesin EDC Perbankkan di outlet usaha karena EDC sendiri digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha mereka. Dapat dianalogikan bila ada konsumen ingin berbelanja suatu produk/jasa pada sebuah outlet pembelanjaan, namun tidak membawa uang cash yang cukup karena alasan keamanan sedangkan di outlet tersebut tidak memiliki mesin EDC Perbankkan, maka secara tidak langsung outlet tersebut membatasi transaksi konsumen yang ingin membeli produk/jasa yang telah ditawarkan. Dengan adanya EDC di sebuah outlet usaha sangat membantu meningkatkan pendapatannya, konsumen tidak hanya bisa membeli menggunakan  uang cash namun juga bisa mempergunakan kartu debit atau kartu kredit tanpa harus repot dengan membawa uang cash dengan jumlah banyak.
Penerapan mesin EDC didunia bisnis secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas bisnis yang dijalankan. Dalam mendukung kelancaran usaha, mesin EDC dapat berguna untuk beberapa hal, diantaranya:
EDC dapat memperlancar transaksi pembayaran. Dengan menyediakan mesin EDC di tempat pembelanjaan, pelanggan yang lupa membawa uang tunai bisa tetap berbelanja dengan memanfaatkan kartu debit atau kartu kredit yang dimilikinya. Transaksi pembayaran pun jadi lebih lancar, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa semakin meningkat.
EDC berguna untuk meminimalkan risiko. Dengan menggunakan mesin EDC sebagai alat transaksi non-tunai di toko yang kita miliki, ada banyak risiko negatif yang bisa dihindari. Misalnya, kita tidak perlu takut akan menerima uang palsu sebab pelanggan membayar menggunakan kartu debit dan kredit yang dananya langsung masuk ke rekening kita.
EDC dapat menghemat waktu dan tenaga. Jika pelanggan membayar melalui mesin EDC, kita tidak perlu repot-repot menghitung uang yang diterima atau menyediakan uang receh untuk kembalian sehingga bisa terhindar dari kerugian akibat salah hitung. kita juga bisa lebih mudah dalam menghitung jumlah pemasukan toko setiap harinya, sebab seluruh dana langsung masuk ke rekening dengan riwayat transaksi yang tercatat.
c.         Analisis Pengembangan  Mesin EDC
Pengembangan mesin EDC yaitu EDC dapat melayani pesan antar
Apabila kita sebagai pengusaha dibidang pembelanjaan ingin memanjakan pelanggan dengan menyediakan layanan pesan antar, manfaatkan mesin EDC mobile untuk mempermudah transaksi pembayaran. Proses transaksi menjadi lebih mudah, dan kita pun berhasil menawarkan service maksimal kepada pelanggan.
EDC banyak digunakan oleh kasir-kasir di berbagai tempat pembelanjaan. Untuk jenis mobile EDC maka dapat digunakan di mana saja dengan menggunakan dial up SIM Card yang berbasis GSM.

Gambar. mobile EDC
Selain itu, semakin meningkatnya transaksi yang dilakukan pada EDC, dimana fungsi EDC bukan hanya digunakan sebagai tempat transaksi pembayaran kartu kredit saja, tetapi sekarang ini EDC memiliki multi fungsi antara lain transaksi kartu debit dan transaksi bisnis lainnya. Transaksi bisnis tersebut meliputi antara lain informasi saldo, pembayaran PAM, pembayaran PLN, pembayaran kartu kredit, transfer, dan fasilitas lainnya. Transaksi-transaksi yang dilakukan melalui EDC memenuhi standar kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. Artinya nasabah dapat melakukan transaksi bisnis pada mesin EDC dan akan merasakan kenyamanan dan keamanan yang sama tingkatnya pada saat mereka bertraksaksi pada mesin ATM ataupun internet banking. Hal ini disebabkan karena setiap transaksi akan dilakukan, maka terdapat verifikasi pasword atau offset dari kartu yang digesekkan pada EDC tersebut.
Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi, persaingan yang ketat antar bank di Indonesia, dan kebutuhan nasabah untuk dilayani lebih lagi, di mana nasabah ingin menggunakan EDC sama seperti mereka menggunakan mesin ATM atau internet banking. Pada fungsi EDC ditambahkan fasilitas DebitEdc, LoginEdc, Mutasi, Payment EDC, Rate, Transfer EDC. Dengan demikian nasabah dapat melakukan transaksi seperti layaknya di Mesin ATM atau internet banking, antara lain transaksi debit, login, mutasi, pembayaran, mutasi suku bunga, dan transfer pada EDC.
B.       Kartu Kredit
1.      Pengertian Kartu Kredit
Menurut Dalam Expert Dictionary didefinisikan: ”kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang. Sementara dalam kamus Ekonomi Arab menjelaskan, ”sejenis kartu khusus yang dikeluarkan oleh pihak bank sebagai pengeluar kartu, lalu jumlahnya akan dibayar kemudian. Pihak bank akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara global untuk dibayar, atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih berfungsi.”( Ahmad Zaki Badwi 1984, hal. 62).
Setiap kartu kredit memberikan plafon berbeda, salah satunya disesuaikan dengan pendapatan tahunan nasabah. Orang dengan penghasilan tinggi dan masa kerja lebih lama serta memiliki catatan baik dalam penggunaan kartu sebelumnya akan lebih mudah mendapatkan kartu berlimit tinggi dibanding newbie. Berdasarkan limitnya, kartu kredit terdiri atas beberapa jenis, yakni:
  1. Kartu kredit silver, biasanya memiliki limit antara Rp3 juta-Rp4 juta
  2. Kartu kredit gold, dengan limit antara Rp5 juta-Rp20 juta
  3. Kartu kredit platinum, memiliki limit lebih dari Rp20 juta
2.      Kegunaan Kartu Kredit
a. Sebagai alat ganti pembayaran.
Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat berisiko hilang atau jatuh di jalan.
b. Sebagai cadangan.
Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau mencairkan uang di Bank.
c. Membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.
Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PDAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.
3.      Mekanisme Kerja Kartu Kredit
Penerbit kartu kredit (Bank) merupakan penjamin dari transaksi yang dilakukan oleh konsumen (pembeli) pada penjual (merchant). Saat seseorang mengajukan permohonan kartu kredit dari bank, biasanya mereka akan bisa memilih perusahan kartu kredit yang ada. Perusahaan kartu kredit itu, antara lain AmericanExpress, MasterCard, atau Visa. Setiap transaksi kartu kredit, ada sejumlah pihak yang terlibat untuk memastikan seluruh proses pembayaran berjalan lancar. Pihak yang terlibat di dalam penggunaan kartu kredit yaitu: pemegang kartu (nasabah), merchant (toko), bank toko, perusahaan penerbit kartu kredit, bank nasabah. Berikut mekanisme kerja kartu kredit:

a.         Memberikan kartu kredit pada penjaga kasir

Saat Anda memberikan kartu kredit itu pada penjaga kasir, lalu akan digesekkan ke mesin pembaca kartu kredit. Mesin pembaca kartu kredit akan membaca garis-garis magnetik di balik kartu Anda dan mengirimkan informasi kunci, seperti nomor kartu kredit, plafon, tanggal kadaluwarsa, dan lain sebagainya kepada bank yang melayani pemilik toko (bank toko).

b.    Bank toko mengirimkan informasi transaksi

Bank toko akan mengirimkan informasi kepada perusahaan penerbit kartu kredit, AmericanExpress, MasterCard, atau Visa.

c.       Perusahaan penerbit kartu kredit menghubungi bank nasabah

Setelah mendapatkan informasi dari bank toko, perusahaan penerbit kartu kredit akan menghubungi bank nasabah dan mengecek validitas kartu kredit. Lalu, penerbit kartu kredit juga akan melanjutkan informasi kepada bank toko yang kemudian menyetujui transaksi nasabah.
Di akhir tiap periode, toko akan menyerahkan pada bank kuitansi transaksi. Kuitansi itu merupakan selebaran yang kita tanda tangani setelah melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit. Lalu, bank akan membayar toko itu sesuai jumlah yang tercantum di kuitansi.
Pada waktu yang bersamaan, bank juga akan mengirimkan tagihan pembayaran pada perusahaan penerbit kartu kredit. Perusahaan kartu penerbit akan membayar bank, dan setelah itu mengirimkan tagihan pembayaran pada bank nasabah. Kemudian, bank nasabah akan membayar perusahaan penerbit kartu kredit dan melanjutkan prosesnya dengan menagih transaksi nasabah. Nasabah akan dikenakan bunga dari nilai sisa tagihan yang tidak dibayar saat jatuh tempo.
4.      Tingkatan Kartu Kredit
Di seluruh dunia, termasuk Indonesia ada berbagai macam perusahaan jasa keuangan penerbit kartu kredit, meskipun sebenarnya penyelenggara kegiatan kartu kredit di dunia ini hanya ada dua (dahulu tiga), yakni VISA dan Mastercard, serta sebelumnya American Express (hanya edisi Amex Gold Credit Card sedangkan varian lainnya adalah Charge Card yang harus dibayar penuh bukan Credit Card yang bersifat cicilan). Untuk Visa, ada beberapa tingkatan kartu kredit yaitu:
Visa Classic, ini adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya sampai sekitar 5 juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu debit beberapa bank lokal.
Visa Gold, ini adalah jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur tambahan seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu kredit jenis ini adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan hingga sekitar 20-25 juta sebulan.
Visa Platinum, biasanya kartu kredit ini lebih banyak untuk ajang gengsi-gengsian para pekerja atau salary man yang ogah statusnya disamakan oleh para manajer di bawahnya yang rata-rata memiliki kartu kredit jenis Gold. Atau dipakai oleh beberapa pengusaha untuk menjamu relasi bisnis / klien di beberapa tempat mewah yang butuh “penghargaan” tersendiri. Start awal kelayakan untuk memiliki kartu kredit jenis ini adalah mereka yang penghasilannya di atas 25 juta sebulan, setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan.
Visa Signature, kartu kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif, tidak untuk orang kantoran atau buruh (pegawai). Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan atas dan beberapa dokter terkemuka saja. Pagu batasnya sangat tinggi start awal dari mulai 100 jutaan hingga unlimited.
Visa Infinite, ini adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan khusus kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening tabungan / deposito / investasi dari bank penerbit kartu itu. Pagu batasnya dari mulai 50 juta rupiah hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka 250 juta rupiah (jika hanya memiliki saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar rupiah).
Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa tingkatan yakni:
Mastercard Classic, sama seperti di Visa, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya mendapat pagu batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum penghasilan yang diharapkan adalah sedikit di atas UMR hingga 50 juta rupiah per tahun. Fasilitas diskon nya pun tidak banyak, kecuali jika sedang ada big sale.
Mastercard Gold, sama juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi dari Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus rewards poin juga kurang lebih sama dengan saudaranya di Visa Gold. Standar penghasilan minimumnya juga tidak berbeda jauh.
Mastercard Platinum, agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih banyak dari mulai rewards poin hingga berbagai layanan lain yang ada. Pagu batas kredit, mininum penghasilan tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.
Mastercard World, kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun tidak jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Yang jelas minimum penggunaannya adalah harus 75 juta setahun, di bawah itu kemungkinan akan dikenai biaya/iuran tahunan atau mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup besar. Kemungkinan untuk para pengusaha dengan jenis NPWP usaha perorangan mandiri.
kartu-atm
Gambar. Kartu Kredit

5.      Mekanisme Kerja Kartu Kredit Sebagai Sistem Pembayaran Online

Sekarang banyak sekali vendor, toko, bahkan rumah makan atau restoran yang menerima sistem pembayaran melalui kartu kredit. Dunia transaksi online ternyata tidak luput juga dari jangkauan kartu kredit. Beberapa situs belanja online seperti ebay, amazon, dan lain-lain menerima pembayaran lewat kartu kredit. Tentu saja cara pembayarannya tidak melalui sistem gesek seperti layaknya belanja menggunakan kartu kredit secara konvensional, tapi dengan memasukan digit angka kartu kredit. Agar transaksi online berjalan aman dan nyaman kita harus menggunakan browser khusus untuk transaksi online.
Merchant Account. Merchant account berbeda dengan Bank Account (akun/rekening bank). Jika akun Bank biasa digunakan untuk menerima pembayaran via transfer maka Merchant account merupakan akun spesesial yang berfungsi untuk menerima pembayaran melalui credit card.
Payment Gateway Adalah “jembatan” antara kartu kredit dengan toko online. Payment gateway berfungsi sebagai perantara informasi transaksi antara jaringan kartu kredit dengan toko online. Payment gateway menyampaikan informasi transaksi ke jaringan kartu kredit, jaringan kartu kredit melakukan prosesing terhadap input kartu kredit yang dimasukan valid atau tidak, untuk kemudian memberikan kembali informasi kepada toko online kita sehingga kita bisa melakukan proses selanjutnya.
Proses pembayaran online melalui kartu kredit:
a.     Pelanggan berbelanja barang pada toko online kita dan mengklik tombol checkout pada shoping cart ini artinya pelanggan benar-benar akan membeli barang tersebut. Selanjutnya Pelanggan memilih sistem pembayaran kartu kredit, lalu memasukan nomor kartu kreditnya dan mengklik tombol Pay.
b.    Toko online akan mengirimkan informasi ini beserta nilai total tagihan yang harus dibayar ke Payment Gateway.
c.     Payment gateway akan memproses informasi yang dimasukan kemudian mengirimkannya ke Merchant Bank Processor (bank tempat merchant account dibuat).
d.    Bank lalu mengirim informasi ini ke jaringan kartu kredit seperti Visa, MasterCard dlsb.
e.      Jaringan Kartu kredit seperti Visa, MasterCard dan lainnya lalu memproses dan memvalidasi kartu kredit yang pelanggan. Hasil proses tersebut akan dikirim pada pihak Bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
f.     Bank yang menerbitkan kartu kredit akan memproses permintaan tersebut, kemudian menolak atau menerima permintaan dari konsumen dan diteruskan kepada jaringan kartu kredit.
g.    Informasi proses transaksi di kembalikan melalui rute yang sama hingga akhirnya informasi transaksi sampai pada toko online dengan kode spesial. Semua ini dilakukan secara otomatis dan berlangsung dalam hitungan detik. Sebagai merchant tidak perlu pusing memikirkan proses transaksi ini, yang perlu diketahui hanya hasil proses transaksi tersebut diterima atau ditolak oleh pihak Bank.
h.    Jika proses transaksi diterima maka jaringan kartu kredit akan mentransfer dana ke akun merchant kita. Dari akun merchant kita bisa mencairkan dana tersebut ke rekening bank kita.

6.      Analisis Terhadap Kartu Kredit
a.      Analisis Kebutuhan Penggunaan Kartu Kredit
Kebutuhan penggunaan kartu kredit sangat beragam. Banyak orang yang membutuhkan kartu kredit untuk segala macam transaksi yang dilakukan sehari-hari. Ada beberapa hal atau kasus yang menyebabkan seseorang membutuhkan kartu kredit. Misalnya, kasus tindakan kriminal terhadap orang yang membawa uang cash dalam jumlah yang banyak. Orang yang ingin melakukan pembelanjaan di toko ataupun supermarket tetapi tidak ingin membawa uang dalam jumlah banyak dikarenakan ada kekhawatiran terhadap tindakan kriminal, oleh karena itu mereka membutuhkan kartu kredit sebagai media transaksi pembayaran pembelanjaan yang dilakukan. Masyarakat dapat melakukan pembayaran dengam menggunakan kartu kredit apabila toko tempat berbelanja tersebut terdapat fasilitas mesin EDC.
Banyak sekali kebutuhan sehari-hari masyarakat yang harus dipenuhi khususnya dengan menggunakan kartu kredit. Tren penggunaan transaksi kartu kredit untuk kebutuhan wisata, tarvelling baik untuk liburan atau pekerjaan, belanja, dan gaya hidup lainnya.
b.      Analisis Penerapan Kartu Kredit
Penerapan kartu kredit dilakukan pada berbagai tempat dan berbagai kondisi karena kartu kredit sangat memudahkan penggunanya daripada harus membawa uang cash dalam jumlah yang banyak. Pada penerapannya, penggunaan kartu  kredit pada pembelanjaan atau keperluan lainnya, pengguna akan mendapatkan jangka waktu pembayaran tagihan, dan jika melebihi jangka waktu pembayaran, maka pengguna akan terkena bunga dari transaksi yang sudah dilakukan melalui kartu kreditnya.
Kartu kredit banyak diterapkan untuk berbagai jenis transaksi. Kartu kredit diterapkan pada transaksi pembelanjaan yang mana tempat tersebut tersedia fasilitas mesin EDC yang dapat membantu pembayaran dengam menggunakan kartu kredit.
Selain itu, kartu kredit juga diterapkan pada sisitem pembelanjaan online, kebutuhan pariwisata, kebutuhan bisnis dan lain-lain. Banyak para pembisnis yang menerapkan kartu kredit coorporete dalam bisnisnya. Penerapan tersebut dikarenakan ada beberapa keuntungan yang didapatkan yaitu seperti:
Kartu kredit adalah yang paling mudah dalam pembiayaan kenyamanan. Pemilik bisnis dapat dengan cepat mengakses dana untuk pembelian atau penarikan tunai, jauh lebih mudah daripada harus mencari uang atau menggunakan buku cek.
Sebagai cushion keuangan. Sebuah kartu kredit dapat memberikan pemilik bisnis dengan keuangan “bantal” yang sangat dibutuhkan saat piutang berada di belakang atau penjualan yang lambat dan bisnis yang kekurangan uang tunai.
Kemudahan secara online. Semakin, pemilik bisnis melakukan pembelian dan melakukan bisnis online dengan vendor, kontraktor dan pemasok. Menggunakan kartu kredit membuat transaksi online lebih mudah.
Membantu Pembukuan keuangan. Selain menerima laporan bulanan, sebagian besar kartu menyediakan pemegang kartu kecil dengan alat-alat online untuk mengelola account mereka, dan ringkasan rekening akhir tahun yang dapat membantu melacak pembukuan, mengkategorikan dan mengelola biaya. Hal ini dapat menyederhanakan pembukuan, membantu ketika menggunakan profesional luar untuk menavigasi audit dan membayar pajak, dan memberikan cara mudah untuk memantau pengeluaran karyawan.
Adanya Imbalan dan Insentif. Banyak kartu menawarkan pemilik bisnis imbalan untuk menggunakan kartu termasuk diskon, mil perjalanan udara dan lain sebagainya.
c.       Analisis Pengembangan Kartu Kredit
Pada kartu kredit, semakin berkembangnya zaman, muncul inovasi-inovasi baru yang membuat kita semakin nyaman dalam menggunakannya. Begitu juga fasilitas kartu ini lebih diperbaiki dan ditambah beragam aplikasi. Persaingan dalam penerbitan kartu kredit juga turut mewarnai dalam perkembangnya kartu kredit, semakin gencar para pedagang yang menerbitkan kartu kredit dengan kelebihannya. Semakin lama pengunaan kartu plastik diminati oleh semua kalangan, sehingga menggeser uang cash sebagai alat transaksi utama.
Pengembangan kartu kredit yang dilakukan yaitu kartu kredit yang digunakan sebagai transaksi pembayaran online dengan memasukkan digit angka kartu kredit. Pengembangan lainnya seperti adanya Kartu Kredit Virtual atau VCC (Virtual Credit Card), kartu tersebut dipergunakan dalam melakukan transaksi online khususnya bagi pemula yang banyak mengalami kendala terkait kebijakan transaksi yang  harus menggunakan kartu kredit atau setidaknya menggunakan sistem pembayaran elektronik seperti paypal, di mana untuk membuka akun paypal dibutuhkan kartu kredit, sedangkan tidak semua orang memiliki kartu kredit.
Secara prinsip, kartu kredit virtual ini memiliki kesamaan dengan kartu kredit biasa, yakni adanya identitas nomor digit sebanyak 16 digit, di mana 3 digit akhir merupakan card verification value atau CVV, serta ada expired date card yang berlaku. Sedangkan perbedaannya adalah jika kartu kredit biasa memiliki bentuk fisik, VCC atau virtual credit card ini justru tidak bisa dipegang secara fisik karena memang sifatnya virtual. Selain itu, VCC juga hanya bisa dilakukan jika saldo masih tersisa dan hanya bisa dilakukan untuk transaksi melalui dunia maya, berbeda dengan kartu kredit biasa. Selain itu VCC tidak mengenal cashback atau point atau program promo lainnya.
Pengguna VCC ada 2 kategori, yaitu orang yang memang tidak memiiki kartu kredit dan orang yang memiliki kartu kredit namun merasa khawatir dan takut terkena kasus carding jika menggunakan kartu kreditnya untuk transkasi online, sehingga pilihan jatuh pada VCC. Bagi pemilik kartu kredit, VCC bisa berfungsi melindungi kartu kredit utama ketika melakukan transaksi secara online. Di mana pemilik kartu kredit tidak memberikan informasi kartu kredit yang sebenarnya, sehingga pemilik kartu kredit merasa terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan atau penyalahgunaan kartu kredit.
Bagi yang tidak mempunyai kartu kredit, memang kartu kredit virtual ini digunakan dengan tujuan untuk memverifikasi akun online untuk transaksi belanja online, misalnya pembelian software, domain, dan barang, dimana website yang melakukan verifikasi membernya dengan Kartu Kredit adalah Paypal, Ebay, Ioffer, Google Adwords, Etsy, Cqout, Alertpay, Amazon dan lainnya. Saat ini dikenal 2 jenis VCC meliputi VCC biasa dan VCC AVS (Address Verification System).
Pengembangan kartu kredit juga dilakukan karena adanya tren peningkatan transaksi kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan wisata, gaya hidup dan belanja. Itu sebabnya penerbit kartu kredit berlomba-lomba untuk memberikan berbagai penawaran unik yang memungkinkan konsumen untuk mendapatkan lebih banyak fasilitas istimewa guna melengkapi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari mereka.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Mesin EDC dan kartu kredit merupakan produk IT yang dipakai dalam sistem perbankan yang berfungsi untuk mempermudah transaksi yang dilakukan oleh nasabah.
2.    Mesin Electronic Data Chapture (EDC) merupakan mesin pembayaran, pembelian dan transfer, secara umum penggunaan mesin EDC dengan atm sama hanya saja mesin EDC tidak dapat mengeluarkan uang layaknya mesin ATM. Kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang.
3.      Jenis mesin EDC yaitu Fixed Line /Line Telepon, GPRS Power, GPRS mobile. Jenis kartu kredit yaitu kartu kredit silver, kartu kredit gold, dan kartu kredit platinum.
4.      Mesin EDC dan Kartu Kredit merupakan produk Teknologi Informasi yang digunakan dalam perbankan sebagai media untuk mempermudah transaksi yang dilakukan oleh nasabah dalam kehidupan sehari-hari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar