ELECTRONIC DATA CAPTURE (EDC) DAN KARTU KREDIT
Makalah
disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah
IT for Banking
Dosen Pengampu: Ahmad Muchlisin, ST
Disusun
Oleh:
Nama/NPM : Shinta
Purwati/141273010
Kelas :
A
PROGRAM STUDI STRATA SATU PERBANKAN SYARIAH (S1 PERBANKAN SYARIAH)
JURUSAN SYARIAH DAN
EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan atas kehadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah IT for
Banking yang berjudul “Electronic Data Capture (EDC) dan Kartu Kredit”.
Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang membawa
cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman kegelapan ke
masa yang terang benderang yakni agama Islam.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, kelemahan, dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
isi, penulisan, maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak guna
perbaikan di masa mendatang.
Metro, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
Daftar ISI ............................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan
Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Electronic Data Capture (EDC)................................................. 2
1. Pengertian dan Keuntungan
Penggunaan EDC...................... 2
2. Jenis Mesin EDC..................................................................... 3
3. Fitur pada Mesin EDC............................................................ 3
4. Mekanisme Kerja EDC............................................................ 4
5. MDR (Merchant Discount
Rate)............................................. 6
6. Analisis Terhadap Mesin EDC................................................ 7
B. Kartu Kredit................................................................................. 11
1. Pengertian Kartu Kredit.......................................................... 11
2. Penggunaan Kartu Kredit........................................................ 11
3. Mekanisme Kerja Kartu
Kredit............................................... 12
4. Tingkatan Kartu Kredit........................................................... 13
5. Mekanisme Kerja Kartu
Kredit Sebagai Sistem Pembayaran
Online...................................................................................... 16
6. Analisis Terhadap Kartu
Kredit.............................................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat ini banyak orang yang tidak lagi menggunakan uang tunai
dalam setiap transaksi pembayaran yang mereka lakukan. Beberapa orang memilih
menggunakan fasilitas pembayaran berupa kartu debit dan kartu kredit.
Alasannya, tentu saja karena pertimbangan kepraktisan, dibandingkan jika harus
membawa uang tunai. Untuk memberikan kenyamanan serta kemudahan dalam
bertransaksi, diciptakanlah Electronic Data Capture (EDC) yaitu mesin untuk
melakukan pembayaran menggunakan kartu debit dan kartu kredit. Dengan mesin EDC
transaksi juga akan sangat terjamin keamanannya. Bagi para pengusaha, adanya
mesin EDC akan menambah kemudahan mereka. Pasalnya mereka banyak bertransaksi
dalam jumlah besar. Apabila harus membawa uang dalam bentuk tunai,itu akan
menyulitkan transaksi sekaligus sangat menyita waktu, belum lagi pengguna kartu
kredit dan kartu debit sekarang ini jumlahnya terus bertambah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian mesin EDC, apa jenisnya, dan bagaimana mekanisme kerja EDC?
2. Apakah
pengertian kartu kredit, apa jenisnya, dan bagaimana mekanisme kerja kartu
kredit?
3. Bagaimana
analisis kebutuhan, penerapan, dan pengembangan terhadap mesin EDC dan kartu
kredit?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian mesin EDC, jenis-jenisnya, dan mekanisme kerja EDC.
2. Mengetahui
pengertian kartu kredit, jenis-jenisnya, dan mekanisme kerja kartu kredit.
3. Mengetahui
analisis kebutuhan, penerapan, dan pengembangan terhadap mesin EDC dan kartu
kredit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Electronic Data Capture (EDC)
1. Pengertian
dan Keuntungan Penggunaan Electronic Data Capture (EDC)
Mesin Electronic
Data Chapture (EDC) merupakan mesin pembayaran, pembelian dan
transfer, secara umum penggunaan mesin EDC dengan atm sama hanya saja mesin EDC
tidak dapat mengeluarkan uang layaknya mesin ATM. Mesin EDC adalah sebuah mesin
yang sering kita jumpai dan biasanya tersedia di tempat loket pembayaran atau
kasir yang disediakan oleh outlet-outlet, supermarket, mall, hotel dan lain
sebagainya, untuk penggunaannya mesin ini memerlukan sebuah line telepon dan
ada juga yang menggunakan kartu/sim card yang dikeluarkan oleh pihak provider
seperti telkomsel,indosat dan juga xl. Mesin ini biasanya digunakan untuk
melakukan suatu transaksi dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit
dimana mesin ini di keluarkan oleh pihak bank untuk para merchant yang telah
melakukan kerjasama, hampir seluruh toko atau outlet-outlet kecil sudah
menyediakan mesin ini karena hampir seluruh masyarakat sekarang sudah memiliki
kartu debit atau pun kartu kredit yang sudah menjadi gaya hidup di jaman sekarang
ini.
Saat ini hampir seluruh merchant sudah menggunakan
mesin ini karena saat ini banyak masyarakat yang sudah mempunyai ATM dan
tentunya mengefisienkan dalam bertransaksi. Ada beberapa keuntungan dalam
penggunaan mesin EDC, seperti:
a. Dengan menggunakan mesin EDC, tidak dikenakan biaya
transaksi.
b. Pembeli tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang
banyak ataupun ke bank untuk mentransfer transaksi.
c. Penghitungan uang lebih praktis karena setiap
selesai transaksi dilakukan settlement (perintah bayar) semua transaksi
yang telah dilakukan.
d. Pemilik dapat menghindari kesalahan hitung dan
tidak perlu menyediakan uang kembalian.
Cara pembayarannya pun tergolong mudah, pada
umumnya mesin ini mempunyai sewa dan biaya sewa tersebut secara otimatis akan
dipotong dari rekening merchant. Untuk line telpon biasanya harga sewanya
sekitar 100 ribu sedangkan untuk wireless sekitar 125 ribu rupiah.
2. Jenis Mesin EDC
a.
Fixed
Line/Line Telepon. Mesin type ini komunikasi datanya menggunakan telepon
line Telkom. Type ini adalah default dari jenis mesin EDC. Komunikasi data
menggunakan fiber optik yang disediakan oleh Telkom. Biaya komunikasi per
sekali transaksi biasanya adalah Rp. 250,-. Harga ini tergantung dari Telkom
sendiri bisa berubah-ubah sesuai ketentuan Telkom.
b.
GPRS Power.
Mesin yang menggunakan sinyal seperti handphone, tapi sumber powernya
menggunakan listrik PLN jadi harus selalu tersambung pada stop kontak PLN. Type
ini yang sekarang dipergunakan di outlet-outlet yang tidak mempunyai line
telepon fixed line.
c.
GPRS
Mobile. Mesin type ini bisa di pakai dimana saja selama ada sinyal handphone,
sumber powernya menggunakan baterei yang rechargable, sehingga bisa dibawa-bawa
(portable) biasanya dipergunakan hanya untuk pameran.
3. Fitur pada mesin EDC kartu kredit dan kartu debit
Beberapa fitur yang ada
pada mesin EDC saat bertransaksi dengan kartu kredit dan kartu debit (kartu
ATM). Fitur-fitur ini sangat membantu kenyamanan saat bertransaksi menggunakan
mesin EDC. Fitur tersebut adalah:
- Sale adalah fitur pembayaran penjualan. Pada saat kartu kredit di masukkan ataupun kartu debit di gesek. Akan ada tampilan masukan nilai pembayaran. Transaksi berhasil saat kertas print out keluar.
- Void adalah pembatalan transaksi pembayaran. Saat transaksi sale sudah di lakukan dan berhasil. Transaksi masih dapat di batalkan dengan memilih fitur void namun sebelum melakukan settlement.
- Settlement adalah fitur transfer dari bank ke merchant/toko. Jumlah total transaksi yang terjadi dalam satu hari. Apabila tidak di lakukan settlement bila ada transaksi, maka uang dari transaksi tersebut belum di transfer oleh bank ke rekening merchant/toko.
4. Mekanisme
Kerja Mesin EDC
Sebelum lebih jauh mengetahui cara pemakaian mesin
EDC terlebih dahulu mesin EDC dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kategori
teknologi yang dipakai oleh kartu kredit ataupun debitnya, yaitu pemakaian
magnetic strip atau chip meskipun saat ini ada mesin yang sudah menggabungkan
keduanya.
Mesin EDC yang menggunakan magnetic strip
menggunakan wireless ataupun sambungan telepon, setelah memastikan bahwa
koneksi internetnya telah terpasang dan mesin sudah siap kemudian gesekan kartu
kredit pada mesin EDC dan tunggu hingga data dan nomor kartu tertera dilayar.
Selanjutnya masukan nominal transaksi kemudian tekan enter dan struk akan
tercetak sebagai bukti bahwa transaksi telah berhasil, tetapi bila tidak
berhasil maka akan muncul pesan dilayar Insufficient fund/ limit tidak mencukupi,
decline/ ditolak, dll.
Sedangkan untuk teknologi EDC yang menggunakan chip
tidak merlukan adanya wirless ataupun line telepon, mesin ini siap digunakan
hanya dengan menyalakan mesin dan prosesnya pun sama dengan mesin EDC magnetic
strip tetapi pada mesin EDC chip selama proses transaksi chip tidak boleh
dicabut.
Mekanisme kerjanya: Dengan menggosokkan kartu
ATM atau kartu kredit pada EDC, maka data yang tersimpan dalam magnetic strip akan terbaca dan
diteruskan melalui jaringan telepon ke pusat komputer dari bank pemilik kartu
tersebut. Dalam waktu singkat, komputer akan menjawab apakah pemilik kartu itu
memiliki dana atau tidak. Pesan bahwa transaksi ditolak atau diterima segera
langsung dapat diterima olah kasir.
Cara kerja mesin EDC ini mirip dengan mesin ATM
mungil. Untuk menggunakannya, kita harus memasukkan PIN kartu kita, kecuali
kalau pakai e-money atau uang elektronik. Kalau pakai e-money, cukup tempelkan
kartu itu pada mesin EDC, otomatis saldo terpotong. Kalau
pakai kartu di mesin EDC gesek, tahap penggunaannya yaitu:
- Menyerahkan kartu ke kasir
- Kasir akan memasukkan jumlah uang yang dibayarkan
- Kita memasukkan PIN pada mesin
- Jika transaksi berhasil, akan keluar struk bukti transaksi dari mesin itu
- Nasabah tanda tangan pada struk transaksi
- Uang di saldo rekening langsung terpotong (kartu debit)
- Tagihan bertambah (kartu kredit)
Saat ini selain teknologi kartu sudah menggunakan
chip (khususnya untuk kartu kredit) sehingga kartu kita tidak digesek tapi dimasukkan dalam slot mesin EDC supaya lebih
aman dari praktek pencurian data (skimming). Ada juga transaksi kartu debit
dengan mesin EDC yang tidak memakai PIN. Ini biasanya terjadi pada kartu ATM
non-BCA, sebab baru BCA yang punya jaringan mesin EDC debit.
5. MDR (Merchant Discount Rate)
MDR atau Merchant Discount Rate merupakan
potongan sejumlah uang yang dikenakan bank kepada merchant (pemilik outlet)
terkait transaksi yang dilakukan pada mesin EDC perbankkan. Besarnya potongan
sangat bervariasi tergantung dari jenis kartu yang digunakan dan EDC bank mana
yang dipakai untuk transaksi. Potongan MDR ini berkisar antara 0% sampai
maksimal 2,5%, tergantung kesepakatan dari pihak bank dan merchant. Namun
kadang ada bank-bank tertentu sudah menetapkan MDR, dan tidak bisa di
negosiasi.
Besaran MDR yang sekarang berlaku:
BCA Card : 1,5% ( reguler ) dan 0,9% ( campaign )
VISA & Mastercard : maksimal 2,5%. ( biasanya bisa di nego s.d 1,5% )
Maestro (Debit) : biasanya mengikuti Mastercard, atau bila EDC tidak ada fasilitas Mastercard biasanya 2%.
JCB : 2% ( reguler )
BCA Debit dan Prima Debit : 0%
BCA Card : 1,5% ( reguler ) dan 0,9% ( campaign )
VISA & Mastercard : maksimal 2,5%. ( biasanya bisa di nego s.d 1,5% )
Maestro (Debit) : biasanya mengikuti Mastercard, atau bila EDC tidak ada fasilitas Mastercard biasanya 2%.
JCB : 2% ( reguler )
BCA Debit dan Prima Debit : 0%
MDR biasanya dikenal oleh masyarakat umum adalah Charge
(dibaca: cas ) bila bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit atau
kartu debit. Oleh Merchant biasanya diberitahukan akan dikenakan Charge 3%
untuk setiap transaksi kepada pemilik kartu. Seharusnya adalah 2,5%, karena
menghitung 0,5% susah maka dibulatkan ke atas menjadi 3%.
Hal ini sebenarnya tidak dibenarkan, karena yang kena
MDR adalah pemilik outlet (merchant) bukan pembeli. Ada beberapa outlet yang
margin keuntungannya cukup banyak, biasanya ditanggung sendiri, misalnya
restoran, cafe, dll. Namun pada praktiknya tidak demikian karena alasan laba
penjualan bila dipotong MDR pemilik outlet keuntungannya semakin tipis, maka
MDR dibebankan ke pembeli.
6. Analisis Terhadap Mesin EDC
a.
Analisis Kebutuhan Penggunaan Mesin EDC
Mesin EDC sangat dibutuhkan sebagai penyediaan
fasilitas kemudahan transaksi yang dilakukan oleh nasabah yang melakukan
transaksi ataupun yang menjalankan usaha/bisnis sebagai media pembayaran.
Misalnya, mesin EDC sangat dibutuhkan dalam beberapa kasus. Yang pertama, pada
masalah proses pengelolaan uang cash. Di Indonesia sendiri pengelolaan uang
cash (Cash Handling Management) masih memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Misalnya harus ada alokasi dana untuk kasir untuk menyetor uang cash ke Bank,
ada biaya untuk pengelolaan ATM yang cukup tinggi karena banyaknya uang cash
yang harus beredar di pasar. Biaya yang tinggi dibutuhkan bila ada kesalahan
penghitungan manual di pasar, baik saat membeli barang atau uang kembalian.
Yang kedua, banyak kasus tindakan kriminal yang
mengincar uang cash di lokasi usaha, yang merupakan salah satu resiko bagi
pihak yang menjalankan usaha yang menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi
pemilik usaha. Maka, dengan mesin EDC Perbankkan dapat meminimalisir peredaran
uang cash di pasar, dengan manfaat tersebut diharapkan semakin banyak peredaran
EDC Perbankkan di lokasi usaha.
Selain itu, kasus yang menyebabkan dibutuhkannya mesin
EDC yaitu kasus penerimaan uang palsu yang kemungkinan dapat dilakukan
customer/pelanggan pada saat pembayaran hasil belanja. Oleh karena itu mesin
EDC digunakan sebagai media transaksi non tunai sangat tepat karena kita tidak
perlu takut akan menerima uang palsu sebab customer/pelanggan membayar
menggunakan kartu debit dan kredit yang dananya langsung masuk ke rekening
kita.
b.
Analisis Penerapan Mesin EDC
Penerapan penggunaan mesin EDC Perbankkan di outlet usaha sudah semakin
banyak di Indonesia terutama di kota-kota besar. Hal ini memberikan dampak yang
sangat luar biasa baik pengusaha maupun konsumen. Mesin EDC diterapkan di beberapa tempat sebagi media
untuk memudahkan transaksi, penerapan mesin EDC selain untuk membayar belanjaan
juga dapat diterapkan untuk membayar tol yang bisa dipakai dengan menempelkan kartu, membayar tiket pesawat, membayar listrik melalui
mesin EDC.
Kemudahan transaksi sangat terasa bila ada mesin EDC Perbankkan di
outlet usaha karena EDC sendiri digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha
mereka. Dapat dianalogikan bila ada konsumen ingin berbelanja suatu produk/jasa
pada sebuah outlet pembelanjaan, namun tidak membawa uang cash yang cukup
karena alasan keamanan sedangkan di outlet tersebut tidak memiliki mesin EDC
Perbankkan, maka secara tidak langsung outlet tersebut membatasi transaksi
konsumen yang ingin membeli produk/jasa yang telah ditawarkan. Dengan
adanya EDC di sebuah outlet usaha sangat membantu meningkatkan pendapatannya,
konsumen tidak hanya bisa membeli menggunakan uang cash namun juga bisa
mempergunakan kartu debit atau kartu kredit tanpa harus repot dengan membawa
uang cash dengan jumlah banyak.
Penerapan mesin EDC didunia bisnis secara tidak
langsung dapat meningkatkan kualitas bisnis yang dijalankan. Dalam mendukung
kelancaran usaha, mesin EDC dapat berguna untuk beberapa hal, diantaranya:
EDC dapat memperlancar transaksi pembayaran. Dengan
menyediakan mesin EDC di tempat pembelanjaan, pelanggan yang lupa membawa uang
tunai bisa tetap berbelanja dengan memanfaatkan kartu debit atau kartu kredit
yang dimilikinya. Transaksi pembayaran pun jadi lebih lancar, sehingga keuntungan
yang diperoleh bisa semakin meningkat.
EDC berguna untuk meminimalkan risiko. Dengan
menggunakan mesin EDC sebagai alat transaksi non-tunai di toko yang kita miliki,
ada banyak risiko negatif yang bisa dihindari. Misalnya, kita tidak perlu takut
akan menerima uang palsu sebab pelanggan membayar menggunakan kartu debit dan
kredit yang dananya langsung masuk ke rekening kita.
EDC dapat menghemat waktu dan tenaga. Jika
pelanggan membayar melalui mesin EDC,
kita tidak perlu repot-repot menghitung uang yang diterima atau menyediakan
uang receh untuk kembalian sehingga bisa terhindar dari kerugian akibat salah
hitung. kita juga bisa lebih mudah dalam menghitung jumlah pemasukan toko
setiap harinya, sebab seluruh dana langsung masuk ke rekening dengan riwayat
transaksi yang tercatat.
c.
Analisis Pengembangan Mesin EDC
Pengembangan mesin EDC yaitu EDC dapat melayani pesan
antar
Apabila kita sebagai pengusaha dibidang pembelanjaan ingin memanjakan pelanggan dengan menyediakan layanan pesan antar, manfaatkan mesin EDC mobile untuk mempermudah transaksi pembayaran. Proses transaksi menjadi lebih mudah, dan kita pun berhasil menawarkan service maksimal kepada pelanggan.
Apabila kita sebagai pengusaha dibidang pembelanjaan ingin memanjakan pelanggan dengan menyediakan layanan pesan antar, manfaatkan mesin EDC mobile untuk mempermudah transaksi pembayaran. Proses transaksi menjadi lebih mudah, dan kita pun berhasil menawarkan service maksimal kepada pelanggan.
EDC banyak digunakan oleh
kasir-kasir di berbagai tempat pembelanjaan. Untuk jenis mobile EDC maka dapat digunakan di
mana saja dengan menggunakan dial
up SIM Card yang berbasis GSM.
Gambar. mobile
EDC
Selain itu, semakin meningkatnya transaksi yang dilakukan
pada EDC, dimana fungsi EDC bukan hanya digunakan sebagai tempat transaksi
pembayaran kartu kredit saja, tetapi sekarang ini EDC memiliki multi fungsi
antara lain transaksi kartu debit dan transaksi bisnis lainnya. Transaksi
bisnis tersebut meliputi antara lain informasi saldo, pembayaran PAM,
pembayaran PLN, pembayaran kartu kredit, transfer, dan fasilitas lainnya.
Transaksi-transaksi yang dilakukan melalui EDC memenuhi standar kenyamanan dan
keamanan dalam bertransaksi. Artinya nasabah dapat melakukan transaksi bisnis
pada mesin EDC dan akan merasakan kenyamanan dan keamanan yang sama tingkatnya
pada saat mereka bertraksaksi pada mesin ATM ataupun internet banking. Hal ini disebabkan karena setiap transaksi
akan dilakukan, maka terdapat verifikasi pasword atau offset dari kartu yang digesekkan pada EDC tersebut.
Sehubungan dengan
perkembangan teknologi
informasi, persaingan yang ketat antar bank di Indonesia, dan kebutuhan nasabah
untuk dilayani lebih lagi, di mana nasabah ingin menggunakan EDC sama seperti
mereka menggunakan mesin ATM atau internet
banking. Pada fungsi EDC ditambahkan fasilitas DebitEdc, LoginEdc,
Mutasi, Payment EDC, Rate, Transfer EDC. Dengan
demikian nasabah dapat melakukan
transaksi seperti layaknya di Mesin
ATM atau internet banking, antara lain transaksi debit, login, mutasi,
pembayaran, mutasi suku bunga, dan transfer pada EDC.
B. Kartu Kredit
1. Pengertian Kartu Kredit
Menurut Dalam Expert Dictionary didefinisikan: ”kartu
yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya
membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara hutang. Sementara dalam kamus
Ekonomi Arab menjelaskan, ”sejenis kartu khusus yang dikeluarkan oleh pihak
bank sebagai pengeluar kartu, lalu jumlahnya akan dibayar kemudian. Pihak bank
akan memberikan kepada nasabahnya itu rekening bulanan secara global untuk dibayar,
atau untuk langsung didebet dari rekeningnya yang masih berfungsi.”( Ahmad Zaki
Badwi 1984, hal. 62).
Setiap kartu kredit memberikan plafon berbeda, salah
satunya disesuaikan dengan pendapatan tahunan nasabah. Orang dengan penghasilan
tinggi dan masa kerja lebih lama serta memiliki catatan baik dalam penggunaan
kartu sebelumnya akan lebih mudah mendapatkan kartu berlimit tinggi dibanding newbie.
Berdasarkan limitnya, kartu kredit terdiri atas beberapa jenis, yakni:
- Kartu kredit silver, biasanya memiliki limit antara Rp3 juta-Rp4 juta
- Kartu kredit gold, dengan limit antara Rp5 juta-Rp20 juta
- Kartu kredit platinum, memiliki limit lebih dari Rp20 juta
2. Kegunaan Kartu Kredit
a. Sebagai alat ganti
pembayaran.
Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti
pembayaran, sehingga kita tak perlu membawa banyak uang tunai, yang dapat
berisiko hilang atau jatuh di jalan.
b. Sebagai cadangan.
Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan
untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan
perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang muka dapat menggunakan
kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke ATM dulu atau
mencairkan uang di Bank.
c. Membantu melakukan
pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.
Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita
bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan
tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand phone, tagihan PDAM,
tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi
yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak
disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan
sekaligus melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.
3. Mekanisme Kerja Kartu Kredit
Penerbit kartu kredit
(Bank) merupakan penjamin dari transaksi yang dilakukan oleh konsumen (pembeli)
pada penjual (merchant). Saat seseorang mengajukan permohonan kartu kredit dari
bank, biasanya mereka akan bisa memilih perusahan kartu kredit yang ada.
Perusahaan kartu kredit itu, antara lain AmericanExpress, MasterCard, atau Visa.
Setiap transaksi kartu kredit, ada sejumlah pihak yang terlibat untuk
memastikan seluruh proses pembayaran berjalan lancar. Pihak yang terlibat di
dalam penggunaan kartu kredit yaitu: pemegang kartu (nasabah), merchant (toko),
bank toko, perusahaan penerbit kartu kredit, bank nasabah. Berikut mekanisme
kerja kartu kredit:
a. Memberikan kartu kredit pada penjaga kasir
Saat Anda memberikan kartu kredit itu pada penjaga kasir, lalu akan digesekkan ke mesin
pembaca kartu kredit. Mesin pembaca kartu kredit akan membaca
garis-garis magnetik di balik kartu Anda dan mengirimkan informasi kunci,
seperti nomor kartu kredit, plafon, tanggal kadaluwarsa, dan lain sebagainya
kepada bank yang melayani pemilik toko (bank toko).
b. Bank toko mengirimkan informasi transaksi
Bank
toko akan mengirimkan
informasi kepada perusahaan penerbit kartu kredit, AmericanExpress, MasterCard, atau
Visa.
c. Perusahaan penerbit kartu kredit menghubungi bank nasabah
Setelah mendapatkan informasi dari bank toko, perusahaan penerbit kartu
kredit akan menghubungi bank nasabah dan mengecek validitas kartu kredit.
Lalu, penerbit kartu kredit juga akan melanjutkan informasi kepada bank toko
yang kemudian menyetujui transaksi nasabah.
Di
akhir tiap periode, toko akan menyerahkan pada bank kuitansi transaksi. Kuitansi itu merupakan selebaran yang
kita tanda tangani setelah melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu
kredit. Lalu, bank akan membayar toko itu sesuai jumlah yang tercantum di
kuitansi.
Pada waktu yang bersamaan, bank juga akan mengirimkan tagihan pembayaran
pada perusahaan penerbit kartu kredit. Perusahaan kartu penerbit akan membayar
bank, dan setelah itu mengirimkan tagihan pembayaran pada bank nasabah.
Kemudian, bank nasabah akan membayar perusahaan penerbit kartu kredit dan
melanjutkan prosesnya dengan menagih transaksi nasabah. Nasabah akan dikenakan
bunga dari nilai sisa tagihan yang tidak dibayar saat jatuh tempo.
4.
Tingkatan
Kartu Kredit
Di seluruh dunia, termasuk Indonesia ada berbagai macam
perusahaan jasa keuangan penerbit kartu kredit, meskipun sebenarnya
penyelenggara kegiatan kartu kredit di dunia ini hanya ada dua (dahulu tiga),
yakni VISA dan Mastercard, serta sebelumnya American Express (hanya edisi Amex
Gold Credit Card sedangkan varian lainnya adalah Charge Card yang harus dibayar
penuh bukan Credit Card yang bersifat cicilan). Untuk Visa, ada beberapa
tingkatan kartu kredit yaitu:
Visa Classic, ini
adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur
yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya
sampai sekitar 5 juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu
debit beberapa bank lokal.
Visa Gold, ini adalah
jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur tambahan
seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas
kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu
kredit jenis ini adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan
hingga sekitar 20-25 juta sebulan.
Visa Platinum,
biasanya kartu kredit ini lebih banyak untuk ajang gengsi-gengsian para pekerja
atau salary man yang ogah statusnya disamakan oleh para manajer di bawahnya
yang rata-rata memiliki kartu kredit jenis Gold. Atau dipakai oleh beberapa
pengusaha untuk menjamu relasi bisnis / klien di beberapa tempat mewah yang
butuh “penghargaan” tersendiri. Start awal kelayakan untuk memiliki kartu
kredit jenis ini adalah mereka yang penghasilannya di atas 25 juta sebulan,
setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan.
Visa Signature, kartu
kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif, tidak untuk orang kantoran atau
buruh (pegawai). Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun
profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan
atas dan beberapa dokter terkemuka saja. Pagu batasnya sangat tinggi start awal
dari mulai 100 jutaan hingga unlimited.
Visa Infinite, ini
adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan khusus
kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam
bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening
tabungan / deposito / investasi dari bank penerbit kartu itu. Pagu batasnya
dari mulai 50 juta rupiah hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka
250 juta rupiah (jika hanya memiliki saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar
rupiah).
Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa
tingkatan yakni:
Mastercard Classic,
sama seperti di Visa, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya
mendapat pagu batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum
penghasilan yang diharapkan adalah sedikit di atas UMR hingga 50 juta rupiah
per tahun. Fasilitas diskon nya pun tidak banyak, kecuali jika sedang ada big
sale.
Mastercard Gold, sama
juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi dari
Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus
rewards poin juga kurang lebih sama dengan saudaranya di Visa Gold. Standar
penghasilan minimumnya juga tidak berbeda jauh.
Mastercard Platinum,
agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis
Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih banyak dari mulai rewards poin
hingga berbagai layanan lain yang ada. Pagu batas kredit, mininum penghasilan
tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.
Mastercard World,
kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun tidak
jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Yang jelas minimum penggunaannya
adalah harus 75 juta setahun, di bawah itu kemungkinan akan dikenai biaya/iuran
tahunan atau mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup
besar. Kemungkinan untuk para pengusaha dengan jenis NPWP usaha perorangan
mandiri.
Gambar.
Kartu Kredit
5. Mekanisme Kerja Kartu Kredit Sebagai Sistem Pembayaran Online
Sekarang banyak sekali
vendor, toko, bahkan rumah makan atau restoran yang menerima sistem pembayaran
melalui kartu kredit. Dunia transaksi online ternyata tidak luput juga dari
jangkauan kartu kredit. Beberapa situs belanja online seperti ebay, amazon, dan
lain-lain menerima pembayaran lewat kartu kredit. Tentu saja cara pembayarannya
tidak melalui sistem gesek seperti layaknya belanja menggunakan kartu kredit
secara konvensional, tapi dengan memasukan digit angka kartu kredit. Agar
transaksi online berjalan aman dan nyaman kita harus menggunakan browser khusus
untuk transaksi online.
Merchant Account.
Merchant account berbeda dengan Bank Account (akun/rekening bank). Jika akun
Bank biasa digunakan untuk menerima pembayaran via transfer maka Merchant
account merupakan akun spesesial yang berfungsi untuk menerima pembayaran
melalui credit card.
Payment Gateway Adalah
“jembatan” antara kartu kredit dengan toko online. Payment gateway berfungsi
sebagai perantara informasi transaksi antara jaringan kartu kredit dengan toko
online. Payment gateway menyampaikan informasi transaksi ke jaringan kartu
kredit, jaringan kartu kredit melakukan prosesing terhadap input kartu kredit
yang dimasukan valid atau tidak, untuk kemudian memberikan kembali informasi
kepada toko online kita sehingga kita bisa melakukan proses selanjutnya.
Proses pembayaran online
melalui kartu kredit:
a. Pelanggan berbelanja barang pada toko online kita
dan mengklik tombol checkout pada shoping cart ini artinya pelanggan
benar-benar akan membeli barang tersebut. Selanjutnya Pelanggan memilih sistem
pembayaran kartu kredit, lalu memasukan nomor kartu kreditnya dan mengklik
tombol Pay.
b. Toko online akan mengirimkan informasi ini beserta
nilai total tagihan yang harus dibayar ke Payment Gateway.
c. Payment gateway akan memproses informasi yang
dimasukan kemudian mengirimkannya ke Merchant Bank Processor (bank tempat
merchant account dibuat).
d. Bank lalu mengirim informasi ini ke jaringan kartu
kredit seperti Visa, MasterCard dlsb.
e. Jaringan
Kartu kredit seperti Visa, MasterCard dan lainnya lalu memproses dan
memvalidasi kartu kredit yang pelanggan. Hasil proses tersebut akan dikirim
pada pihak Bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
f. Bank yang menerbitkan kartu kredit akan memproses
permintaan tersebut, kemudian menolak atau menerima permintaan dari konsumen
dan diteruskan kepada jaringan kartu kredit.
g. Informasi proses transaksi di kembalikan melalui
rute yang sama hingga akhirnya informasi transaksi sampai pada toko online dengan
kode spesial. Semua ini dilakukan secara otomatis dan berlangsung dalam
hitungan detik. Sebagai merchant tidak perlu pusing memikirkan proses transaksi
ini, yang perlu diketahui hanya hasil proses transaksi tersebut diterima atau
ditolak oleh pihak Bank.
h.
Jika proses transaksi diterima maka jaringan kartu kredit akan
mentransfer dana ke akun merchant kita. Dari akun merchant kita bisa mencairkan
dana tersebut ke rekening bank kita.
6. Analisis Terhadap Kartu Kredit
a. Analisis Kebutuhan Penggunaan Kartu Kredit
Kebutuhan penggunaan
kartu kredit sangat beragam. Banyak orang yang membutuhkan kartu kredit untuk
segala macam transaksi yang dilakukan sehari-hari. Ada beberapa hal atau kasus
yang menyebabkan seseorang membutuhkan kartu kredit. Misalnya, kasus tindakan
kriminal terhadap orang yang membawa uang cash dalam jumlah yang banyak. Orang
yang ingin melakukan pembelanjaan di toko ataupun supermarket tetapi tidak
ingin membawa uang dalam jumlah banyak dikarenakan ada kekhawatiran terhadap
tindakan kriminal, oleh karena itu mereka membutuhkan kartu kredit sebagai
media transaksi pembayaran pembelanjaan yang dilakukan. Masyarakat dapat
melakukan pembayaran dengam menggunakan kartu kredit apabila toko tempat
berbelanja tersebut terdapat fasilitas mesin EDC.
Banyak sekali kebutuhan
sehari-hari masyarakat yang harus dipenuhi khususnya dengan menggunakan kartu
kredit. Tren penggunaan transaksi kartu kredit untuk kebutuhan wisata,
tarvelling baik untuk liburan atau pekerjaan, belanja, dan gaya hidup lainnya.
b.
Analisis
Penerapan Kartu Kredit
Penerapan kartu kredit dilakukan pada berbagai tempat dan
berbagai kondisi karena kartu kredit sangat memudahkan penggunanya daripada
harus membawa uang cash dalam jumlah yang banyak. Pada penerapannya, penggunaan
kartu kredit pada pembelanjaan atau
keperluan lainnya, pengguna akan mendapatkan jangka waktu pembayaran tagihan,
dan jika melebihi jangka waktu pembayaran, maka pengguna akan terkena bunga
dari transaksi yang sudah dilakukan melalui kartu kreditnya.
Kartu kredit banyak diterapkan untuk berbagai jenis
transaksi. Kartu kredit diterapkan pada transaksi pembelanjaan yang mana tempat
tersebut tersedia fasilitas mesin EDC yang dapat membantu pembayaran dengam
menggunakan kartu kredit.
Selain
itu, kartu kredit juga diterapkan pada sisitem pembelanjaan online, kebutuhan
pariwisata, kebutuhan bisnis dan lain-lain. Banyak para pembisnis yang
menerapkan kartu kredit coorporete dalam bisnisnya. Penerapan tersebut
dikarenakan ada beberapa keuntungan yang didapatkan yaitu seperti:
Kartu
kredit adalah yang paling mudah dalam pembiayaan kenyamanan. Pemilik bisnis
dapat dengan cepat mengakses dana untuk pembelian atau penarikan tunai, jauh
lebih mudah daripada harus mencari uang atau menggunakan buku cek.
Sebagai
cushion keuangan. Sebuah kartu kredit dapat memberikan pemilik bisnis dengan
keuangan “bantal” yang sangat dibutuhkan saat piutang berada di belakang atau
penjualan yang lambat dan bisnis yang kekurangan uang tunai.
Kemudahan
secara online. Semakin, pemilik bisnis melakukan pembelian dan melakukan bisnis
online dengan vendor, kontraktor dan pemasok. Menggunakan kartu kredit membuat
transaksi online lebih mudah.
Membantu
Pembukuan keuangan. Selain menerima laporan bulanan, sebagian besar kartu
menyediakan pemegang kartu kecil dengan alat-alat online untuk mengelola
account mereka, dan ringkasan rekening akhir tahun yang dapat membantu melacak
pembukuan, mengkategorikan dan mengelola biaya. Hal ini dapat menyederhanakan
pembukuan, membantu ketika menggunakan profesional luar untuk menavigasi audit
dan membayar pajak, dan memberikan cara mudah untuk memantau pengeluaran
karyawan.
Adanya
Imbalan dan Insentif. Banyak kartu menawarkan pemilik bisnis imbalan untuk
menggunakan kartu termasuk diskon, mil perjalanan udara dan lain sebagainya.
c.
Analisis
Pengembangan Kartu Kredit
Pada kartu kredit, semakin
berkembangnya zaman, muncul inovasi-inovasi baru yang membuat kita semakin
nyaman dalam menggunakannya. Begitu juga fasilitas kartu ini lebih diperbaiki
dan ditambah beragam aplikasi. Persaingan dalam penerbitan kartu kredit juga
turut mewarnai dalam perkembangnya kartu kredit, semakin gencar para pedagang
yang menerbitkan kartu kredit dengan kelebihannya. Semakin lama pengunaan kartu
plastik diminati oleh semua kalangan, sehingga menggeser uang cash sebagai alat
transaksi utama.
Pengembangan kartu kredit
yang dilakukan yaitu kartu kredit yang digunakan sebagai transaksi pembayaran
online dengan memasukkan digit angka kartu kredit. Pengembangan lainnya seperti
adanya Kartu Kredit Virtual atau
VCC (Virtual Credit Card), kartu tersebut dipergunakan dalam melakukan
transaksi online khususnya bagi pemula yang banyak mengalami kendala terkait
kebijakan transaksi yang harus menggunakan kartu kredit atau setidaknya
menggunakan sistem pembayaran elektronik seperti paypal, di mana untuk membuka
akun paypal dibutuhkan kartu kredit, sedangkan tidak semua orang memiliki kartu
kredit.
Secara prinsip, kartu kredit virtual ini memiliki kesamaan
dengan kartu kredit biasa, yakni adanya identitas nomor digit sebanyak 16
digit, di mana 3 digit akhir merupakan card verification value atau CVV, serta
ada expired date card yang berlaku. Sedangkan perbedaannya adalah jika kartu
kredit biasa memiliki bentuk fisik, VCC atau virtual credit card ini justru
tidak bisa dipegang secara fisik karena memang sifatnya virtual. Selain itu,
VCC juga hanya bisa dilakukan jika saldo masih tersisa dan hanya bisa dilakukan
untuk transaksi melalui dunia maya, berbeda dengan kartu kredit biasa. Selain
itu VCC tidak mengenal cashback atau point atau program promo lainnya.
Pengguna VCC ada 2 kategori, yaitu orang yang memang tidak
memiiki kartu kredit dan orang yang memiliki kartu kredit namun merasa khawatir
dan takut terkena kasus carding jika menggunakan kartu kreditnya untuk
transkasi online, sehingga pilihan jatuh pada VCC. Bagi pemilik kartu kredit,
VCC bisa berfungsi melindungi kartu kredit utama ketika melakukan transaksi
secara online. Di mana pemilik kartu kredit tidak memberikan informasi kartu
kredit yang sebenarnya, sehingga pemilik kartu kredit merasa terlindungi dari
hal-hal yang tidak diinginkan atau penyalahgunaan kartu kredit.
Bagi yang tidak mempunyai kartu kredit, memang
kartu kredit virtual ini digunakan dengan tujuan untuk memverifikasi akun
online untuk transaksi belanja online, misalnya pembelian software, domain, dan
barang, dimana website yang melakukan verifikasi membernya dengan Kartu Kredit
adalah Paypal, Ebay, Ioffer, Google Adwords, Etsy, Cqout, Alertpay, Amazon dan
lainnya. Saat ini dikenal 2 jenis VCC meliputi VCC biasa dan VCC AVS (Address
Verification System).
Pengembangan kartu kredit juga dilakukan karena adanya tren peningkatan transaksi kartu kredit
untuk memenuhi kebutuhan wisata, gaya hidup dan belanja. Itu sebabnya penerbit
kartu kredit berlomba-lomba untuk memberikan berbagai penawaran unik yang
memungkinkan konsumen untuk mendapatkan lebih banyak fasilitas istimewa guna
melengkapi gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari mereka.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Mesin EDC dan kartu kredit merupakan produk IT yang
dipakai dalam sistem perbankan yang berfungsi untuk mempermudah transaksi yang
dilakukan oleh nasabah.
2. Mesin Electronic
Data Chapture (EDC) merupakan mesin pembayaran, pembelian dan
transfer, secara umum penggunaan mesin EDC dengan atm sama hanya saja mesin EDC
tidak dapat mengeluarkan uang layaknya mesin ATM. Kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya
untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang dibutuhkannya secara
hutang.
3. Jenis mesin EDC yaitu Fixed Line /Line Telepon, GPRS Power, GPRS mobile.
Jenis kartu kredit yaitu kartu kredit silver, kartu kredit gold, dan kartu
kredit platinum.
4. Mesin EDC dan Kartu Kredit merupakan produk Teknologi
Informasi yang digunakan dalam perbankan sebagai media untuk mempermudah transaksi
yang dilakukan oleh nasabah dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar